Pada tanggal 30 Mei 2022, Pengadilan Tinggi Afrika Selatan mengeluarkan keputusannya dalam DHL Project & Chartering Ltd v MV “Shandong Hai Chang” (A10/2020) [2022] ZAKZDHC 24, yang secara tegas menyatakan bahwa perusahaan milik negara Tiongkok perusahaan (BUMN) yang dimaksud, Perusahaan T, bersifat independen, dan tidak berada di bawah kendali langsung atau tidak langsung Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara (SASAC) Provinsi Shandong (lihat Proyek DHL & Chartering Ltd v MV “Shandong Hai Chang” (A10/2020) [2022] ZAKZDHC 24).
Informasi artikel ini berasal dari media sosial Cyan Law Firm, firma hukum arbitrase terkemuka di Tiongkok.
Pada tanggal 30 Juli 2019, Pengadilan Arbitrase Hong Kong memberikan putusan arbitrase dalam sengketa arbitrase antara penggugat, DHL, dan perusahaan Tiongkok, T, yang timbul dari sengketa sewa pelayaran mengenai kapal ZTH (ZTH), memberikan kompensasi T kepada penggugat sebesar USD 1,325,460.97. Penggugat berusaha untuk menegakkan putusan arbitrase tersebut dan mengajukan permohonan penangkapan kapal Shandong HC (HC) di Richards Bay, Afrika Selatan, pada 19 Februari 2020.
Penggugat harus membuktikan bahwa pemilik tergugat HC, Shandong HY Company, dan pemilik ZTH, Perusahaan T, dikendalikan oleh SASAC ketika gugatan penggugat muncul.
SASAC adalah pemegang saham mayoritas Perusahaan Shandong A, yang memiliki 100 persen Perusahaan Shandong B, yang kemudian memiliki 100% Perusahaan Shandong HY, pemilik terdaftar tergugat.
SASAC juga merupakan pemegang saham pengendali Shandong Company S, yang memiliki 100% saham T.
Penggugat mempunyai tanggung jawab untuk membuktikan bahwa ketika tuntutannya muncul, tergugat adalah kapal terkait ZTH milik T. Hal ini melibatkan pembuktian bahwa SASAC mempunyai kekuasaan, secara langsung atau tidak langsung, untuk mengendalikan T dalam arti mengendalikan nasib dan masa depannya. .
Di Tiongkok, SASAC, sebagai departemen pemerintah, memegang saham di BUMN atas nama pemerintah.
Pengadilan Tinggi Afrika Selatan menyatakan, karena SASAC telah memulai reformasi dan mendirikan perusahaan induk BUMN, maka SASAC hanya dapat mengendalikan perusahaan induk BUMN dan tidak berhak mengendalikan nasib dan masa depan anak-anak perusahaan di bawah perusahaan induk BUMN.
Pengadilan Tinggi Afrika Selatan mencatat bahwa SASAC telah mendelegasikan hak kontribusi modalnya kepada S dan menekankan tindakan “sesuai dengan hukum”. S-lah, bukan SASAC, yang mengangkat dan memberhentikan personel T. SASAC tidak dapat menyalahgunakan kendalinya atas S dan memanipulasi keputusan S sehubungan dengan T.
Foto oleh Matze Bob on Unsplash
Kontributor: Tim Kontributor Staf CJO