Menurut akun media sosial resmi Kementerian Kehakiman pada 15 Juli 2021, Hukum Penilai Rakyat Tiongkok telah mencapai hasil yang baik sejak mulai berlaku pada April 2018. Hingga saat ini, jumlah total penilai orang secara nasional telah melebihi 316,000, sekitar 50% lebih banyak dari sebelumnya. Dibandingkan dengan masa lalu, penilai orang sekarang berasal dari berbagai sumber yang lebih luas, dengan keseimbangan lebih lanjut antara rasio gender dan distribusi pekerjaan, dan latar belakang pendidikan dan struktur usia yang semakin masuk akal. Karena semakin luas dan representatif, penilai rakyat semakin berperan penting dalam berpartisipasi dan mengawasi penyelenggaraan peradilan.
Menurut UU Penilai Rakyat, warga negara berhak dan berkewajiban menjadi penilai rakyat. Seorang penilai rakyat dapat berpartisipasi dalam kegiatan peradilan dan menyuarakan pendapatnya secara mandiri. Penilai orang dapat berpartisipasi dalam bangku kolegial yang terdiri dari tiga orang atau tujuh orang. Dalam majelis kolegial yang terdiri dari tiga orang, penilai rakyat dapat secara mandiri menyuarakan pendapatnya tentang pencarian fakta atau penerapan hukum, dan menggunakan hak suaranya. Dalam majelis kolegial yang beranggotakan tujuh orang, seorang penilai rakyat dapat secara mandiri menyuarakan pendapatnya tentang pencarian fakta dan menggunakan hak suaranya bersama-sama dengan para hakim. Mengenai penerapan hukum, penilai rakyat boleh menyuarakan pendapatnya, tetapi tidak boleh memberikan suara. Pemilihan dan penunjukan penilai orang terutama harus didasarkan pada pemilihan acak dan dilengkapi dengan aplikasi individu dan rekomendasi oleh organisasi.
Foto Sampul oleh Robynne Hu (https://unsplash.com/@robynnexy) di Unsplash
Kontributor: Tim Kontributor Staf CJO